![]() |
| Dok. Pribadi |
![]() |
Nah, waktu itu aku memang sengaja mencari buku non-fiksi yang tidak terlalu tebal karena sedang tidak mood baca novel biar lebih fokus garap novel yang sedang kutulis, khawatir terlalu tenggelam ke dalam imajinasi buku bacaan itu dan mengabaikan prioritasku, wkwkwk. Dan akhirnya ketemulah dengan buku "Quantum FRESh" karya Zen Zainul ini, bukunya terbilang pas untuk ditamatkan kurang-lebih satu sampai tiga hari, soalnya total halamannya hanya 170 saja, dan termasuk buku pengembangan diri yang bahasanya ringan dan mudah diikuti.
Sinopsis
Buku ini membahas tentang pelatihan pengembangan diri yang dikemukakan oleh pak Zen Zainul, selaku founder dari Quantum FRESh, berupa konsep gaya hidup sehat yang terprogram, bertujuan untuk membangun pribadi yang unggul dan berbudi luhur. Beliau memaparkan kalau FRESh sendiri adalah gabungan dari Fisik, Rasio, Emosi, Spiritual yang bersatu secara holistik. Dengan semboyan Fisik Bugar, Rasio Pintar, Emosi Sabar, dan Spiritual Benar.
Di dalam buku ini pak Zen Zainul menjelaskan mengenai rahasia orang-orang dahulu yang hidup lebih sehat dengan fisik lebih bugar, serta usia yang lebih panjang. Dikatakan kalau kualitas udara serta lingkungan terdahulu lebih asri daripada sekarang, yang mana sudah banyak terpapar dengan polusi dan radiasi, apalagi kini kebanyakan rumah sudah dilengkapi dengan AC (Air Condisioner) yang ternyata dapat menyerap cairan tubuh manusia, menjadikan kita lebih mudah dehidrasi.
Selain itu, dalam buku ini juga membahas mengenai pola pencernaan manusia, yang mana memang Tuhan Yang Maha Esa sudah mendesain sedemikian rupa wujud manusia secara detail, termasuk waktu-waktu kapan mereka seharusnya beraktivitas dan kapan seharusnya istirahat. Aku baru tahu kalau manusia itu punya jam-jam tertentu untuk memproses asupan nutrisi yang masuk, pantesan kadang-kadang aku merasa males makan di waktu-waktu tertentu atau kerasa laper banget pas jam 12-an, meskipun sudah sempat makan sebelumnya.
![]() |
| Dok. Pribadi |
Penulis di dalam buku ini kerap mengingatkan bahwa Allah SWT telah memberi kita, manusia, bumi beserta segala isinya dengan cuma-cuma (teirma jadi), dan kita sebagai penghuni hendaknya merawat, memelihara, serta melestarikan isinya, bukan malah merusak atau berlaku semena-mena. Back to Nature adalah fondasi dasar dari penerapan Quantum FRESh ini, baik secara fisik, pemikiran, emosi, bahkan spiritual.
Back to Nature di sini bukan berarti bersikap primitif atau gimana, tapi lebih kepada menyelaraskan diri dengan alam. Dari segi fisik itu bisa berupa mengatur pola makan sehat dan mengonsumsi real food, bukan junk food, lebih banyak beraktivitas fisik seperti berjalan kaki, olahraga tertatur sesuai kemampuan, dan mengatur pola istirahat yang baik, siang hari untuk berkegiatan dan malam hari untuk istirahat. Jangan dibalik, sebab manusia itu bukan nokturnal.
Kalau dari segi pemikiran itu berarti kita harus senantiasa berpikir positif (tapi tetap aware dengan lingkungan), bersyukur terhadap apa yang telah diberikan Tuhan, dan pola pikir sehat yang mendorong kita juga untuk menata lingkungan agar sehat, sesimpel seperti buang sampah pada tempatnya dan menjaga kebersihan lingkungan.
Nah, dari segi emosi adalah bagaimana kita mengendalikan dan menyalurkan emosi itu sendiri, emosi kan ada banyak ya, gak cuman marah aja, tapi juga rasa sakit hati, kecewa, sedih, bahagia, dll, itu juga termasuk emosi. Tapi di sini penulis memaparkan gimana caranya agar kita dapat mengendalikan dan menyalurkan emosi negatif ke dalam produktivitas positif. Ya, tentu cara universalnya adalah sabar, menerima emosi yang datang tapi kita tidak tenggelam karenanya.Di sini penulis juga jelasin kalau genetik dan lingkungan itu berpengaruh terhadap kecerdasan emosional seseorang (EQ), jadi memang ada sifat yang diwariskan dari orang tua terkait pengelolaan emosi ini, dan kondisi lingkunganlah yang akan menjadi pembantu pertumbuhan EQ tersebut. Misalnya, meskipun kita memiliki kesulitan dalam mengelola emosi karena bawaan genetik, tetapi jika lingkungan tempat tinggal kita diisi oleh orang-orang ber-EQ tinggi maka kita bisa belajar dan berlatih untuk mengelola emosi itu.
Begitupun sebaliknya, meskipun kita merasa bisa mengelola emosi dengan baik, tapi kalau lingkungannya diisi orang-orang toxic ya ... kemungkinan kita juga bisa terbawa arus. Tapi, di sini penulis memberi disclaimer bahwa ada juga orang yang memiliki kecerdasan emosi yang baik meskipun lingkungannya buruk, semua kembali kepada kekuatan batin seseorang kayaknya, wkwk.
Lalu dari segi spiritual, sederhananya adalah seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan spiritual (SQ) yang tinggi adalah dia yang bijaksana dalam menjalani hidupnya, dapat menemukan pelajaran di setiap peristiwa, entah peristiwa baik atau kurang baik.
Di buku ini disebutkan kalau tanda seseorang yang punya kecerdasan spiritual tinggi adalah mudah beradaptasi dengan lingkungannya, punya kesadaran tinggi (awereness), bisa mengambil pelajaran berharga dari kegagalan, mandiri, tahu visi-misi hidupnya dan mampu mewujudkannya, mampu melihat keterkaitan dari setiap peristiwa, serta mengerti akan makna hidupnya.
Bisa dibilang ini bukan cuman berkaitan dengan praktik religi saja, tetapi juga keyakinan akan ideologi yang dianut, menerapkan itu ke dalam kehidupan sehari-hari secara kaffah (menyeluruh), tidak setengah-setengah, apalai seperempat.
Kita-kita begitulah dasar keseluruhan dari buku ini, dan di bab-bab selanjutnya barulah penulis memberikan contoh praktik terkati penerapan Quantum FRESh ini.
![]() |
| Dok. Pribadi |
Tanggapan
![]() |
| Dok. Pribadi |
Dari pertengahan hingga akhir bab, penulis membagikan kiat-kiat praktik Quantum FRESh ke dalam 21 poin utama, alasannya karena angka 21 ini merupakan angka yang menampung keseluruhan dari Quantum FRESh, yaitu praktik ini dilakukan rutin selama 21 hari demi membentuk kebiasaan, cocok diterapkan mulai dari usia produktif awal, yakni 21 tahun ke atas, dapat dilakukan setidaknya 21 menit saja, dan rupanya praktik ini ditemukan pak Zen Zainul berdasarkan pengalaman serta perenungannya selama 21 tahun.
Nah, yang kutangkap dari 21 langkah praktik ini adalah lebih kepada upaya perubahan pola pikir dan pola hidup kita sehari-hari, gabungan dari fisik dan mental. Di sini contohnya adalah latihan fleksibilitas dan kekuatan otot, refleksi dengan teknik pemijatan pada diri sendiri, melatih fokus imajinasi maupun logistik (latihan otak kanan dan kiri), meditasi, dan beberapa sugesti untuk membangun pola pikir lebih baik.
Penulis juga menerangkan terkait upaya dalam revitalisasi spiritual melalui penerapan 9 kecerdasan manusia kepada pribadi, disebutkan ada 6 kecerdasan dalam diri dan 3 kecerdasan antar personal, yaitu:
6 kecerdasan dalam diri, berupa; fisikal, verbal, visual, logikal, emosional, dan musikal.
3 kecerdasab antar personal, berupa; sosial (persaudaraan), natural (penyelarasan), dan spiritual (penghambaan).
Sebenarnya ini susah-susah gampang ya, menurutku, wkwk. Selama membaca buku ini aku menganggap Quantum FRESh itu mudah, tapi kalau dipikir-pikir kayaknya bakal susah begitu benar-benar menerapkannya ke dalam keseharian. Sebab, setelah merenung ternyata aku masih lemah di semua aspek, wkwk.
Sesimpel praktik senyum yang sempat dijelaskan oleh penulis juga aku agak pegal, wkwk. Gimana ya, meskipun terkena musibah kita pun harus tersenyum dalam menghadapinya, jadi keinget lagu Vidi Aldiano 'Senyumin Dulu Aja' wkwkwk. Tapi itu lumayan ngaruh juga, sih, aku jadi bisa berpikir lebih positif dan mengambil pelajaran dari peristiwa yang didapat.
Memang betul-betul harus konsisten dan menyeluruh dalam penerapannya untuk mendapatkan hasil yang optimal. Sedikit-sedikit tak apa, asalkan konsisten, ya kan?
---
Judul: Quantum FRESh: Metode Jitu Revolusi Mental Diri
Penulis: Zen Zainul
Terbit: cet-1, Juli 2015 -- Metagraf, Solo.
ISBN: 978-602-72110-4-9
Skor pribadi: 5/5⭐
---
Disclaimer, review ini tidak memengaruhi kualitas bagus-tidaknya buku tersebut, ini murni penilaian subjektif aku. Kalau teman-teman punya pendapat lain terkait buku yang dibahas ini bisa komen! 👍
---



.jpg)

.jpeg)


Komentar
Posting Komentar