Film yang Segar dan Unik, "Jatuh Cinta Seperti di Film-film" - Review

Yap ... setelah sekian purnama akhirnya saya kembali duduk di hadapan laptop dan menulis blog. Semoga blog ini tidak usang dan berdebu, hahaha.

Oke, tangan saya sudah gatal pengin banget mengulas tentang salah satu film yang baru saya tonton di Netflix, dan ada sedikit perasaan menyesal karena tidak menontonnya di bioskop waktu itu.

Jujur, saya sebenarnya gak ngeh ada film ini di bioskop waktu itu, baru lihat poster dan judulnya saja dari instagram story salah satu pemainnya, Sheila Dara. Tapi saya senang akhirnya bisa menonton juga sih, salah satu film 'fresh' lainnya dari Imajinari setelah Agak Laen (ini nanti akan saya bahas juga, stay tune!).

Judul filmnya saja sudah unik, yaitu "Jatuh Cinta Seperti di Film-film". Apalagi hampir sepanjang durasi film ini tidak berwarna, alias hitam-putih. Tapi, meskipun hitam-putih, saya betah menontonnya karena dialog-dialognya yang mengalir begitu saja dan natural banget.

from: Wikipeda

Premis film ini cukup sederhana, tentang seorang script writer yang mau membuat film tentang script writer yang menuliskan film mengenai gadis yang disukainya. Um ... sebentar, saya benahi sedikit kata-katanya.

Jadi, film ini bercerita tentang seorang penulis skenario yang menuliskan kisah cintanya dan gebetannya untuk dijadikan film. Nah, begitu mungkin kalimat yang cocok (?)

Film ini diperankan oleh Ringgo Agus Rahman sebagai Bagus dan Nirina Zubir sebagai Hana, lalu pemeran lainnya ada Sheila Dara (Cheline), Dion Wiyoko (Dion), Alex Abbad (Yoram), dan Julie Estelle (Julie).

Gambar Pribadi

Serius, ada sedikir rasa "nyesss" di hati yang bikin saya mikir "Bisa-bisanya gak ngeh ada film ini di bioskop?" padahal dari posternya saja bisa dibilang unik, diamana para cast film ini berpose dengan poster film yang dalamnya ada cast film ini, gitu aja terus, loop, dan dibuat selang-seling antara berwarna dan hitam-putih.

(Ok Al, fokus, bahas filmnya dulu).

Jadi, film ini bermula dari Bagus yang pergi ke kantor produser untuk mengajukan naskahnya. Dia bercerita kalau mau bikin film tentang penulis film yang mau bikin film untuk gadis pujaannya yang baru saja menjanda, based on true story ceritanya.

Bagus juga ingin menjadikan film itu bernuansa hitam-putih, yang mana dia punya alasan tersendiri untuk itu. Sepanjang film kita disuguhkan banyak dialog, kayak yang sebelumnya disindir di film ini, kalau percintaan orang dewasa didominasi oleh obrolan.

Gambar Pribdi

Saya pribadi merasa film ini tidak banyak adegan yang dramatis, kebanyakan adegan, juga dialognya natural kayak keseharian aja, namun perkembangan karakter dan konflik yang memuncaknya itu terasa. Mungkin ada teman-teman yang tidak begitu menyukai tipe film seperti ini karena dianggap membosankan, apalagi rom-com ini bercerita tentang cinta orang dewasa, pemainnya usia 40-an, bukan cinta anak muda yang banyak uwu-uwu-an.

Saya pun awal memutuskan untuk menonton film ini tidak ada ekspektasi apa-apa, murni karena judulnya yang unik dan ... ada Sheilanya, hehe. Tapiii ... setelah menontonnya saya merasa amaze, kagum dengan beragam celetukan menyindir terkait perfilman, soalnya saya merasa relate dengan itu, hahaha.

Lalu, saat film ini menuju pertengahan, saya kembali berpikir, "Wah, ternyata ceritanya gak sesimpel itu." Sungguh suguhan yang unik yang membuat saja berkata, "I love it!". Ada beberapa momen yang saya ketawa atau menunjuk layar kayak meme Leonardo Dicaprio itu, sebab saya ngerti maksud dari scene itu. Kayak, "Yo, I get it!"

https://pin.it/1ktkMdO3x
Pinterest

Oh iya, di JCSDFF itu juga kita diberi sedikit ilmu tentang dunia perfilmnya, istilah tentang sequence, shoot kamera, atau bagaimana proses syuting. Dan saya SUKA PAKE BANGET adegan ketika ... SPOILER ALERT!

Saya suka banget adegan dimana Bagus, Cheline, dan Dion pergi mengejar Hana yang mau pindahan menggunakan motor angkut galon. Disitu kayaknya shoot yang biasa ada di film-film ketika momen dramatis kejar-kejaran dikeluarin semua, deh, hahahaha. Keren banget menurutku.

Dan menjelang ending akhirnya terungkap mengapa selama ini Bagus mau menjadikan film tersebut hitam-putih. Kalau dari yang saya tangkap, nih, ya ... teman-teman bisa koreksi kalau salah, Bagus membuat film garapannya menjadi hitam-putih lantaran sebagai representasi adanya rasa yang hilang. Ibarat kehilangan warna, karakter Hana yang baru saja ditinggal suaminya membuatnya kehilangan rasa cinta, dan Bagus hadir untuk memberikan kembali warna pada Hana (Anjay).

Sebagai seorang (sok) penggemar film sejak TK (semua bermula gara-gara Harry Potter dan Laskar Pelangi), saya merasa film ini unik dan "film banget" gitu, walaupun menurut saya kalau ditonton bareng keluarga atau teman-teman yang tidak terlalu terjun pada dunia perfilman, mungkin mereka akan sedikit bingung. Tapi untuk para pecinta film dan sinema, rasanya film ini cocok untuk kalian. Saya yakin teman-teman yang demen nonton film, terutama film Indonesia, akan relate atau mungkin 'klik' dengan celetukan-celetukan yang disajikan di sini.

Setelah nonton film ini, saya langsung mampir ke channel YouTube Cine Crib untuk lihat gimana ulasan mereka. Dan saya setuju terhadap review-nya, teman-teman bisa lihat review mereka di bawah ini.

Baiklah, itu saya ulasan pribadi saya terkait film Jatuh Cinta Seperti di Film-film. Terima kasih untuk teman-teman semua yang sudah mau mampri ke blog ini! See ya!

===

Judul: Jatuh Cinta Seperti di Film-film 

Director: Yandy Laurens

Casts: Ringgo Agus Rahman, Nirina Zubir, Alex Abbad, Sheila Dara, Dion Wiyoko, Julie Estelle

Genre: Romance, Comedy

Release: 30 November 2023, 29 Maret 2024 (Netflix)

(Data dari Wikipedia )

Skor pribadi: 9/10 🎬

===


Komentar